Posts

Showing posts from May, 2020

Dialog Hati

Ingin mengunggah ulang tulisan-tulisan menyebalkan yang absurd, tujuannya adalah agar di hari-hari berikutnya aku bisa menertawakan tulisan-tulisanku yang super jelek. Artinya, aku memiliki komitmen bahwa tulisanku di kemudian hari haru jadi lebih baik. Tulisan-tulisan ini asalnya aku simpan dalam salah satu platform yang kini sudah sulit dibuka.  di kamar, 2015 Angin meniup mataku tak henti  terpejam beberapa kali gelap gelap gelap diorama kembali berputar perlahan tertiup angin yang selalu berbisik lalu kuulang dalam hati dan berteriak "kau! lelaki bajingan!" belum puas rasanya "rugi sekali dulu waktuku terbuang memikirkanmu!" 2015 **komentarku saat ini, Senin (22/3/2021): tulisan apa ini?!?!? tapi setidaknya meluapkan emosi dalam pikiran, ya lumayan lah ok not ok. tapi ga jelas... ini puisi atau apa kata-kata yang ditulis begitu sporadic.

Bohong

Bersepeda di Gunung Bohong, 2016 kebohongan dan kebenaran hah payahhh! kehidupan ini seperti pisau kebohongan bisa jadi kehidupan meski haram meski ragu mari nikmati kehidupan fana ini

Boneka

Bus, 2017 bo-ne-ka kumal, bau, dan lucu tak apa, aku menyukaimu aku orang yang setia bukan? meski kau rusak-rusak dan aku pelakunya meski kau tak pernah terawat aku yang membiarkannya aku tetap menyukaimu jangan pergi dari tempat tidurku jangan pergi dari pelukanku akan kubelai terus rambutmu yang lembut hingga kau tetap dalam pangkuanku bukankah itu terasa nyaman? tapi berhenti kau hanyalah boneka pergi sampai kapanpun kau hanya kepalsuan!

Hari Caleuy

Ngopie Doeloe, 13 Maret 2016 Hasil produksi kelenjar lakrimalis tak terbendung. Pipiku mulai basah. Aku turun dari kasur keluar dari asrama mencari sepeda kemudian membawanya pergi menikmati hiruk pikuk jalanan sore perbatasan Kota Bandung dan Kota Cimahi. Agar aku bisa melupakan sejenak rasa sepi yang terlalu menekan ini. Tapi tetap, semakin bergabung aku semakin merasa sepi. Saat itu sampai di Coffee Shop,  kubawa buku diary berwarna merah favoriteku yang kubeli di Toko Buku Gramedia, hasil berpuasa selama dua hari.  Kuputuskan untuk mencari tempat duduk yang jauh dari keramaian. A ku menulis, menumpahkan kesedihan yang kian membuncah tak terluapkan. "Tuhan, mengapa aku begitu menyedihkan" Aku minum Ice Coffee Blue  Sendiri dipojok sana Menikmati kopi pahit pertama yang kuminum Berkali-kali kuminum Berkali-kali kurasa Berkali-kali kau begitu tak punya rasa Tapi gagal! mengapa aku menikmatinya Kuhisap dalam-dalam Berpikir dalam-dalam Aku teriak dalam-dalam Semakin da

Puritan yang Menyedihkan

Perjalanan Pulang di Kereta, 22 Mei 2019 Hari ini tragedi Jalan Thamrin yang sedikit menggelikan dan memilukan. Rakyat jadi korban dari elit-elit borok pelindung rezim. Sedikitnya, cerminan dari negara ini ada didalamnya. begitu menyedihkan. . Lebih memalukannya lagi, agama menjadi salahsatu alat yang dipakai untuk bikin rakyat semakin terbelakang. Hmm. Kamu tahu sebabnya ? Sistem pendidikan kita yang buruk itu juga bikin manusia-manusia di negeri ini, negeri yang kamu banggakan ini, yang katanya tanah sorga ini kurikulumnya cuma dibuat untuk  mencetak para seonggok daging yang diberi nyawa ini sebagai mesin saja cuk!. Bagaimana bisa kami berkembang jika keilmuan banyak dibatasi sedikit liar dibilang kafir, bukankah Tuhan berulang kali bilang kalo manusia ini makhluk yang diberi akal ini disuruh mikir untuk mensyukuri nikmatNya ?!  Maaf aku lupa kalo negara ini gak mau punya banyak rakyat yang punya pikiran liar dan harus tetap terpenjara agar terlatih menjadi mesin sampai mati.

Kuroi Tenshi (ed)

Hari itu aku senang menemukan manusia dalam cermin yang cantik menggunakan baju kuning dengan motif bunga lily warna ungu dengan rambut gelombang dan poni belah pinggir. Sumber kecantikan ini juga hadir dari bedak yang menutupi raut wajah yang selalu muram, mungkin karena terlalu sering menebar kebencian dan hati yang penuh dendam. Sambil membakar cigarette lalu dihisap dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, diorama masa lalu itu tak pernah habis.  "Pokoknya rencana saya harus berhasil, sebagai malaikat hitam," Untuk mendukung irama dalam hati, menggunakan earphone saya play  musik berjudul Kuroi Tenshi (Black Angel) pada MP3 Player yang berisikan musik favorit dalam memory 128MB. Setelah semua siap dan menggunakan wewangian, saya keluar dari kamar kos yang kumuh itu untuk bertemu seorang laki-laki pintar yang dikenal bersejarah dalam pembangunan sebuah komunitas terkenal. Ckck. busuk. Tangannya yang kasar itu menggengam jari-jari saya yang lembut seperti pantat bayi.