Hari Caleuy

Ngopie Doeloe, 13 Maret 2016

Hasil produksi kelenjar lakrimalis tak terbendung. Pipiku mulai basah. Aku turun dari kasur keluar dari asrama mencari sepeda kemudian membawanya pergi menikmati hiruk pikuk jalanan sore perbatasan Kota Bandung dan Kota Cimahi. Agar aku bisa melupakan sejenak rasa sepi yang terlalu menekan ini. Tapi tetap, semakin bergabung aku semakin merasa sepi.

Saat itu sampai di Coffee Shop, kubawa buku diary berwarna merah favoriteku yang kubeli di Toko Buku Gramedia, hasil berpuasa selama dua hari. 

Kuputuskan untuk mencari tempat duduk yang jauh dari keramaian. Aku menulis, menumpahkan kesedihan yang kian membuncah tak terluapkan.


"Tuhan, mengapa aku begitu menyedihkan"
Aku minum Ice Coffee Blue 
Sendiri dipojok sana
Menikmati kopi pahit pertama yang kuminum
Berkali-kali kuminum
Berkali-kali kurasa
Berkali-kali kau begitu tak punya rasa
Tapi gagal! mengapa aku menikmatinya
Kuhisap dalam-dalam
Berpikir dalam-dalam
Aku teriak dalam-dalam
Semakin dalam aku memikirkanmu

ahhh.. mengapa lelaki itu diciptakan terlalu sempurna Tuhan. Bisa-bisanya aku merasakan patah hati yang begitu dalam dan berulang kali olehnya. Sial.

Comments

Popular posts from this blog

musik pada masa penjajahan

Bunga Matahari